The Conjuring: Last Rites, Akhir yang Mengharukan dari Dunia Horor

The Conjuring: Last Rites, Akhir yang Mengharukan dari Dunia Horor

The Conjuring: Last Rites menandai akhir saga horor yang telah memikat penonton selama lebih dari satu dekade. Film ini tidak hanya menonjolkan teror supranatural, tapi juga perjalanan emosional pasangan legendaris, Ed dan Lorraine Warren.

Sinopsis: Kembali ke Masa Lalu

Film dibuka pada tahun 1964, saat Ed dan Lorraine Warren (Patrick Wilson dan Vera Farmiga) menyelidiki sebuah cermin antik yang diyakini membawa kutukan. Lorraine, yang sedang hamil, mengalami kejadian aneh setelah menyentuh cermin, memicu peristiwa yang mengarah pada kelahiran putri mereka, Judy.

Dua puluh dua tahun kemudian, cermin muncul kembali di rumah keluarga Smurl, menimbulkan serangkaian kejadian aneh yang mengancam keselamatan mereka. Ed dan Lorraine, meski sudah pensiun, kembali membantu keluarga menghadapi ancaman supranatural.

Karakter dan Performa

Patrick Wilson dan Vera Farmiga kembali memerankan Ed dan Lorraine Warren dengan penuh dedikasi. Chemistry mereka yang kuat memberikan kedalaman emosional pada cerita, menjadikan hubungan mereka lebih dari sekadar pasangan suami istri, tetapi juga rekan sejati dalam menghadapi kegelapan.

Mia Tomlinson yang memerankan Judy, putri mereka, juga memberikan penampilan yang solid, menggambarkan karakter yang tumbuh dengan beban warisan keluarga yang berat.

Tema dan Pesan

Di luar elemen horor, The Conjuring: Last Rites menggali tema keluarga, kehilangan, dan pengorbanan. Film ini menunjukkan bagaimana Ed dan Lorraine tidak hanya berjuang melawan entitas jahat, tetapi juga menghadapi tantangan pribadi dan emosional dalam hidup mereka.

Pesan yang disampaikan adalah bahwa cinta dan keluarga adalah kekuatan yang dapat mengatasi kegelapan, memberikan harapan bahkan dalam situasi yang paling menakutkan sekalipun.

Gaya Penyutradaraan dan Atmosfer

Michael Chaves, yang sebelumnya menyutradarai The Curse of La Llorona dan The Nun II, kembali di kursi sutradara. Gaya penyutradaraannya kali ini lebih fokus pada atmosfer dan pembangunan ketegangan yang lambat namun pasti. Meskipun beberapa elemen horor terasa klise, Chaves berhasil menciptakan suasana yang mencekam dan emosional.

Namun, beberapa kritik muncul terkait penggunaan jumpscare yang terkesan dipaksakan dan kurangnya inovasi dalam elemen horor tradisional.

Kesuksesan Box Office

Meskipun mendapat kritik beragam, The Conjuring: Last Rites berhasil meraih kesuksesan komersial. Film ini telah mengumpulkan lebih dari $473 juta di seluruh dunia, menjadikannya film horor dengan pendapatan tertinggi tahun ini. 

Di Indonesia, film ini juga mencatatkan rekor sebagai film horor internasional dengan pendapatan pembukaan tertinggi pada tahun 2025.

The Conjuring: Last Rites mungkin bukan film horor terbaik dalam franchise ini, namun ia berhasil memberikan penutupan yang emosional dan memuaskan bagi para penggemar. Dengan fokus pada karakter dan hubungan manusia, film ini menunjukkan bahwa terkadang, kengerian terbesar datang dari dalam diri kita sendiri.

Bagi mereka yang mencari lebih dari sekadar teror, The Conjuring: Last Rites menawarkan pengalaman yang mendalam dan menyentuh hati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Drama Praperadilan Nadiem Makarim Yang Mengguncang Dunia Pendidikan

Alasan Kenapa Website Kamu Butuh Bantuan dari Virtual Staf

Panji Tengkorak, Kisah Pendekar Tengkorak dalam Dunia Animasi Indonesia